MotivasiNEWS

Sarasehan Serikat Pekerja Supply Chain Toyota, Menyongsong Era Digitalisasi dan Otomatisasi

Sarasehan Serikat Pekerja PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Fokus pada Sinergitas dan Tantangan Bisnis Masa Depan

Bekasi, 28 Agustus 2024 – Serikat Pekerja PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang berkantor di Jl. Laks. Yos Sudarso Sunter II, Jakarta Utara, mengadakan sarasehan dengan tema “Menjadi Organisasi yang Siap Menghadapi Tantangan Bisnis dan Regulasi melalui Kerjasama antara SP dan Manajemen untuk Kemajuan Perusahaan dan Peningkatan Kesejahteraan Anggota”. Acara ini diselenggarakan di Nuanza Hotel, Cikarang, pada Rabu, 28 Agustus 2024, dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Sarasehan ini dihadiri oleh perwakilan serikat pekerja dari 226 perusahaan yang tergabung dalam supply chain PT TMMIN, serta tokoh-tokoh penting dalam industri otomotif. Acara ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi antara serikat pekerja dan manajemen perusahaan, terutama dalam menghadapi tantangan bisnis otomotif masa depan, termasuk perubahan iklim, digitalisasi, dan perkembangan teknologi kendaraan listrik.

Foto: Fajar Sudiar Rahman – Ketua PUK SP LEM SPSI PT TMMIN

Dalam sambutannya, Ketua PUK SP LEM SPSI PT TMMIN, Fajar Sudiar Rahman, menyampaikan pentingnya sinergitas antara serikat pekerja dan manajemen dalam menghadapi perubahan yang tak terelakkan di industri otomotif. “Perubahan adalah keniscayaan, dan kita harus siap menghadapi tantangan ini dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara serikat pekerja dan manajemen,” ujar Fajar.

Foto: Yandri Partumuan – Direktur PT TMMIN

Sementara itu, Yandri Partumuan, Direktur PT TMMIN, menekankan pentingnya peran serikat pekerja dalam menjaga stabilitas dan kemajuan perusahaan. “Otomotif memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus berkolaborasi demi keberlanjutan bisnis di tengah perubahan ekonomi, politik, dan teknologi yang cepat,” katanya.

Foto: Perwakilan perusahaan dan serikat pekerja PT ATI
Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Perwakilan PT Aishin Takaoka Indonesia dari unsur perusahaan dan serikat pekerja menyampaikan bahwa berbagai faktor geo-politik seperti perang Ukraina-Rusia, efek pandemi COVID-19, serta kondisi politik dalam negeri terkait pemilihan presiden dan pilkada, memberikan dampak signifikan terhadap bisnis perusahaan. Selain itu, kemajuan teknologi dan dukungan pemerintah terhadap kendaraan listrik juga turut mempengaruhi strategi bisnis perusahaan ke depannya.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Untuk menyikapi dinamika dan tantangan tersebut, PT Aishin Takaoka Indonesia menekankan pentingnya sinergitas dan komunikasi yang baik antara manajemen, serikat pekerja, dan karyawan dalam menjaga hubungan industrial yang harmonis. Langkah-langkah seperti saling percaya, saling memahami, dan berpikir untuk kemajuan bersama menjadi kunci untuk menghadapi tantangan bisnis di masa depan. Manajemen juga akan menerapkan digitalisasi dan robotisasi, sementara serikat pekerja mengharapkan adanya pekerjaan baru tanpa efisiensi tenaga kerja.

Foto: Perwakilan PUK SP LEM SPSI PT Akebono Brake Astra Indonesia

Dalam sesi dengan tema “Peluang dan Tantangan Pemanfaatan Teknologi dalam Proses Produksi,” PUK SP LEM SPSI PT Akebono Brake Astra Indonesia membahas strategi menghadapi tantangan bisnis saat ini. Mengingat penjualan yang stagnan dan biaya operasional yang meningkat, perusahaan berkomitmen untuk melakukan efisiensi di berbagai aspek operasional dan meningkatkan pelayanan pelanggan. Fokus utama mereka adalah meningkatkan keamanan dan kontrol kualitas produk, serta mengubah pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah menjadi pekerjaan yang terkontrol 100%, seperti penggunaan waterspider, daily report, dan automatic checker. Selain itu, investasi dalam implementasi otomasi diharapkan dapat membantu perusahaan bertahan dan berkembang dalam pasar yang semakin kompetitif.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Di sisi lain, implementasi teknologi seperti Internet of Things (IoT) membawa tantangan tersendiri bagi pekerja. Perubahan dalam standar kerja dan rotasi lini dapat menyebabkan demotivasi, dan ada kekhawatiran mengenai potensi pengurangan overtime dan karyawan. Sebagai jembatan komunikasi antara manajemen dan pekerja, serikat pekerja berperan penting dalam mengatasi keluhan karyawan dan mencari solusi untuk menciptakan hubungan kerja yang sehat. Dalam konteks ini, peran dan fungsi stakeholders sangat krusial untuk menjaga keharmonisan hubungan industrial, dengan fokus pada pengembangan keterampilan, menjaga ketertiban, dan menciptakan kesejahteraan pekerja secara adil dan demokratis.

Foto: Prof. Faisal Basri, SE, MA – Narasumber

Prof. Faisal Basri, SE, MA, seorang ekonom terkemuka Indonesia dan lulusan Universitas Indonesia, baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai prospek ekonomi Indonesia untuk tahun 2024-2025. Dalam materinya, ia menyoroti tantangan global yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia, yang ia sebut sebagai “badai yang sempurna”. Tantangan ini mencakup konflik geopolitik, perubahan iklim, dampak pandemi COVID-19, fluktuasi harga komoditas, serta biaya hidup yang semakin meningkat. Faisal Basri menekankan bahwa faktor-faktor ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan beban utang, sementara inflasi dan ketegangan geopolitik semakin menambah risiko terhadap stabilitas ekonomi global.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Lebih lanjut, Faisal Basri juga menggarisbawahi bahwa prospek industri di Indonesia, khususnya industri ban, akan lebih ditentukan oleh sisi permintaan dibandingkan dengan sisi penawaran. Penurunan penjualan otomotif hampir di semua kategori, kecuali tipe 4X4, menunjukkan tekanan yang dihadapi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Selain itu, kontribusi sektor jasa yang semakin dominan serta potensi melemahnya nilai tukar rupiah menjadi tantangan tambahan yang harus dihadapi oleh perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Prof. Faisal menekankan pentingnya sinergi antara berbagai elemen bangsa, termasuk serikat pekerja, dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Foto: Dr. Yannes Martinus Pasaribu, M.Sn – Narasumber

Dalam paparan yang disampaikan oleh Dr. Yannes Martinus Pasaribu, M.Sn., yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung dengan gelar Master dan Doktor dalam bidang Desain, dijelaskan berbagai tantangan dan peluang dalam industri otomotif di era elektrifikasi. Dr. Pasaribu menyoroti tren global menuju tahun 2030, termasuk adopsi teknologi bersih dan Internet of Things (IoT) yang membuat perangkat terhubung secara global. Ia juga membahas dampak disrupsi kecerdasan buatan (AI) dan IoT terhadap industri manufaktur, yang diprediksi akan mengubah cara kerja serta mengakibatkan peningkatan otomatisasi dan efisiensi produksi. Selain itu, Dr. Pasaribu menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk memenuhi target perubahan iklim COP21 dengan memprioritaskan energi terbarukan dan memperkirakan bahwa kendaraan listrik (EV) akan mencapai pangsa pasar yang signifikan, serta dampaknya terhadap industri otomotif.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Melihat ke depan hingga tahun 2045, Dr. Pasaribu memprediksi teknologi robotik dan kendaraan otonom akan menjadi umum, dengan kendaraan listrik dan energi terbarukan mendominasi pasar. Ia menekankan pentingnya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mengatasi disrupsi teknologi dan menciptakan peluang kerja baru. Sementara Uni Eropa dan negara lain berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 secara signifikan, Indonesia juga terus berusaha memenuhi komitmennya dalam pengurangan emisi dan transisi ke energi terbarukan. Dr. Pasaribu menyarankan bahwa industri otomotif harus bersiap untuk perubahan besar ini, termasuk pergeseran dalam penggunaan bahan baku seperti nikel dan kobalt, serta adaptasi terhadap teknologi dan pasar yang terus berkembang.

Foto: Keita Asai – erwakilan dari Toyota Thailand

Keita Asai, perwakilan dari Toyota Thailand, menyampaikan komitmennya untuk terus mengadakan acara ini dan mendukung agenda bersama. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap kemajuan kendaraan listrik di Thailand yang sudah banyak diproduksi dan digunakan, serta menyatakan rasa iri terhadap perkembangan Indonesia. Asai menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang dan pengelolaan keuangan yang baik untuk menghadapi tantangan masa depan, terutama menjelang tahun 2030. Ia juga mengajak semua pihak untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, menjaga keselamatan, dan terus memproduksi kendaraan berkualitas seperti Avanza dan Innova. Asai mengapresiasi kualitas kendaraan Indonesia dan mengharapkan kerja sama yang berkelanjutan antara Thailand dan Indonesia meskipun ada persaingan di bidang olahraga.

Foto: Ahemi Fujita – Federation Of All Toyota Workers Union (FATWU)

Perwakilan dari Federation Of All Toyota Workers Union (FATWU), Ahemi Fujita dari Jepang, menyampaikan bahwa dalam berorganisasi, mereka fokus pada aktivitas untuk mengelola organisasi dan menjaga stabilitas serta keberlangsungan kerja jangka panjang. Hubungan ketenagakerjaan diibaratkan seperti roda mobil yang bertujuan menciptakan kesejahteraan. Bersama manajemen, mereka berupaya menciptakan kesejahteraan, meskipun berbeda namun tujuannya tetap sama. Fujita juga menekankan pentingnya mempertahankan pekerja, mengingat pengalaman pahit yang pernah dialami oleh buruh di Jepang yang menjadi pelajaran berharga.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Sarasehan ini juga menjadi ajang diskusi mengenai strategi menghadapi tantangan bisnis, termasuk rencana penerapan digitalisasi dan robotisasi oleh manajemen. Serikat pekerja meminta agar tidak ada pengurangan tenaga kerja sebagai akibat dari efisiensi teknologi, dan mendorong penciptaan lapangan kerja baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Foto: Sarasehan serikat pekerja supply chain TMMIN

Dalam menjaga hubungan industrial yang harmonis, serikat pekerja dan manajemen sepakat untuk terus melakukan kegiatan bersama, seperti 5R Activity, joint safety meeting, dan genba safety rolling check. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat moral karyawan serta meningkatkan disiplin dan keselamatan kerja.

Her-spsibekasi.org

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker