
Bekasi, 30 April 2025 – Setiap 1 Mei, buruh di seluruh dunia memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) sebagai momentum refleksi dan perjuangan. Di Indonesia, Mayday bukan sekadar hari tuntutan, tetapi juga pengingat akan pentingnya solidaritas untuk mewujudkan keadilan sosial bagi pekerja. Pada tahun 2025, tema “Merajut Kebersamaan untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja dan Produktivitas Nasional” menjadi penanda bahwa kesejahteraan pekerja dan kemajuan ekonomi bangsa adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Dari kacamata serikat pekerja, tema ini menegaskan bahwa hanya melalui kolaborasi antara buruh, pengusaha, dan pemerintah, Indonesia dapat mencapai kemakmuran yang inklusif.
May Day lahir dari sejarah panjang perjuangan buruh abad ke-19 yang menuntut pengurangan jam kerja dan perlindungan hak dasar. Kini, di tengah disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi global, pekerja Indonesia menghadapi tantangan multidimensi. Upah yang belum layak, minimnya jaminan kesehatan, kerentanan PHK, serta kesenjangan keterampilan menjadi masalah struktural yang menggerus kesejahteraan. Di sisi lain, tuntutan peningkatan produktivitas kerap dibebankan kepada pekerja tanpa diimbangi investasi pada kualitas hidup mereka. Di sinilah semangat May Day 2025 relevan: kebersamaan adalah kunci merombak paradigma yang memisahkan kepentingan buruh dan kemajuan ekonomi.
Serikat pekerja percaya bahwa produktivitas tidak akan tumbuh optimal jika pekerja masih dibelenggu oleh beban hidup. Studi International Labour Organization (ILO) membuktikan bahwa kesejahteraan pekerja meliputi upah layak, jaminan sosial, dan lingkungan kerja aman berkorelasi positif dengan motivasi dan efisiensi. Sayangnya, di Indonesia, upah minimum masih kerap tak mencukupi kebutuhan dasar, sementara 60% pekerja berada di sektor informal tanpa perlindungan memadai. Bagaimana bisa produktivitas meningkat jika pekerja harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Oleh karena itu, serikat pekerja mendorong tiga agenda prioritas:
1. Penetapan Upah Layak Hidup yang disesuaikan dengan inflasi dan kebutuhan dasar, termasuk akses pendidikan dan kesehatan.
2. Perluasan Jaminan Sosial bagi seluruh pekerja, termasuk sektor informal, melalui optimalisasi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
3. Peningkatan Keterampilan Pekerja melalui pelatihan berbasis teknologi dan industri hijau, yang didanai oleh pemerintah dan perusahaan.
Tema “merajut kebersamaan” menuntut perubahan pola hubungan industrial dari konfrontatif ke kolaboratif. Selama ini, pembahasan upah dan hak kerap diwarnai ketegangan antara serikat pekerja dan pengusaha. Padahal, dalam banyak kasus, perusahaan yang menghargai hak buruh justru mencatat pertumbuhan lebih stabil. Contohnya, PT XYZ di Jawa Tengah yang menerapkan dialog rutin antara manajemen dan buruh berhasil mengurangi turnover dan meningkatkan output hingga 20%.
Pemerintah sebagai regulator perlu hadir sebagai fasilitator dengan memperkuat tiga pilar:
- Revisi UU Ketenagakerjaan yang pro-pekerja, termasuk perlindungan dari PHK sepihak dan kerja kontrak jangka panjang.
- Insentif bagi Perusahaan yang berkomitmen pada kesejahteraan pekerja, seperti pengurangan pajak atau bantuan modal.
- Penguatan Lembaga Tripartit (buruh, pengusaha, pemerintah) untuk merumuskan kebijakan yang adil dan berkelanjutan.
Mayday 2025 harus menjadi titik balik menuju visi Indonesia Emas 2045. Pekerja bukan sekadar “sumber daya”, melainkan manusia yang berhak hidup bermartabat. Ketika kesejahteraan mereka terjamin, produktivitas akan mengikuti. Serikat pekerja siap memimpin dialog untuk mewujudkan masa depan di mana kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan keadilan sosial berjalan beriringan.
Di tengah gempuran krisis global, mari jadikan May Day 2025 sebagai momen memperkuat persatuan. Kepada pengusaha: investasi pada manusia adalah investasi terbaik untuk bisnis Anda. Kepada pemerintah: dengarkan suara buruh, karena kebijakan yang inklusif adalah pondasi stabilitas. Dan kepada sesama pekerja: terus bersuara, bersolidaritas, dan yakinkan bahwa perjuangan kita hari ini adalah benih kemakmuran di hari esok.
1 Mei 2025
PC FSP KEP SPSI Kabupaten-Kota Bekasi
Penulis: Heri Budiono
Editor: Her-spsibekasi.org