Bekasi, spsibekasi.org — Ribuan buruh dari berbagai konfederasi besar, yakni KSPSI, KSPI dan KSBSI memadati Gedung Swatantra Wibawa Mukti pada 10 November 2025, Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi dalam agenda Konsolidasi Akbar Perjuangan Upah 2026. Konsolidasi dimulai pukul 15.00 WIB ketika massa buruh mulai berdatangan dari berbagai kawasan industri di Bekasi dan sekitarnya.
Kegiatan hari ini semakin penting dalam momentum pasca keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi terkait UU Ketenagakerjaan yang membuka jalan bagi pembaruan kebijakan, termasuk tuntutan besar buruh seperti hapus outsourcing, tolak upah murah, dan perjuangan kenaikan UMK 2026.
Acara ini dihadiri ribuan pekerja dan unsur pemerintahan daerah, seperti Wakil Bupati Bekasi, Kapolsek Bekasi, Dandim Kabupaten Bekasi, serta pimpinan serikat pekerja dari berbagai federasi. Agenda dibuka secara resmi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars KSPI, dan pagelaran Tari Saman yang menambah khidmat suasana.
Dalam orasinya, Moh. Yusuf, Ketua PC FSP KEP SPSI Kabupaten-Kota Bekasi menegaskan bahwa perjuangan buruh tidak akan berhenti sebelum tuntutan dipenuhi “Buruh akan terus melawan apabila tuntutan belum terpenuhi. SPSI siap berdiri di barisan terdepan perjuangan,” tegasnya.
Dadan perwakilan SPN-KSPSI menyebut Bekasi sebagai episentrum gerakan buruh Jawa Barat. “Kami di sini untuk menyuarakan perlawanan kaum pekerja. Bekasi adalah tolak ukur perjuangan Jawa Barat. Dewan Kesejahteraan Nasional dan Satgas PHK sudah dibentuk,” ujarnya.
Suminta dari KEP KSPImenekankan pentingnya konsistensi perjuangan. “Semoga perjuangan hari ini memudahkan kenaikan upah 2026 di Bekasi dan Jawa Barat. Kita harus tetap konsisten,” katanya.
Sunandar perwakilan KSPI, Memperingati Hari Pahlawan, Sunandar mengingatkan kondisi riil pekerja. “Masih ada jam kerja melampaui batas, upah tidak sesuai, dan banyak buruh yang meneteskan air mata. Perlawanan harus terus berlanjut. Kita ingin pemerintah berpihak kepada pekerja,” tegasnya. Ia menilai kenaikan 8,5%-10,5% layak diberlakukan untuk UMK 2026.
Acara Dimulai Resmi Pukul 16.00 WIB Usai Kehadiran Presiden KSPI, Said Iqbal. Sukamto selaku tuan rumah menegaskan bahwa Bekasi adalah basis perjuangan nasional. “Upah 2026, hapus outsourcing, tolak upah murah, dan isu baru terkait pemagangan harus diperjuangkan. Tanpa perjuangan, PHK mudah terjadi,” ujarnya.
Suparno, Ketua Panitia mengapresiasi kekompakan semua federasi dalam konsolidasi nasional ini. Asep Surya Atmaja, Wakil Bupati Bekasi menyoroti besarnya dampak outsourcing di Kabupaten Bekasi. “ada 7.684 perusahaan di Bekasi berdampak ekonomi hingga Rp54 triliun tetapi Bekasi hanya menerima Rp500 miliar. Seharusnya porsi pendapatan Bekasi bisa lebih besar untuk kesejahteraan rakyat Beksasi. Mayoritas rakyat Bekasi adalah buruh, maka keinginan buruh harus diperjuangkan,” paparnya. Ia juga menyebut empat kali konsolidasi telah digelar di gedung ini
Presiden KSPI Said Iqbal memberikan paparan panjang mengenai sejarah perjuangan buruh, kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam May Day 2025, serta tuntutan penghapusan outsourcing.
Iqbal menyampaikan bahwa saat May Day, dirinya mengusulkan Marsinah, buruh pabrik jam tangan yang gugur memperjuangkan hak pekerja, sebagai Pahlawan Nasional, yang saat itu mendapat dukungan federasi.
“Sejarah membuktikan buruh bukan komunis. Tokoh besar seperti Agus Salim berasal dari unsur buruh, begitu juga pahlawan nasional lain,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Presiden Prabowo memiliki perhatian tinggi terhadap rakyat kecil melalui kebijakan seperti Sekolah Rakyat, di mana murid-muridnya akan berkesempatan dikirim belajar ke Harvard University.
Terkait kebijakan ketenagakerjaan, Said Iqbal menegaskan: “RUU Ketenagakerjaan yang baru tidak boleh lagi memuat outsourcing. Mahkamah Konstitusi sudah menyatakan demikian. Kami akan all out memperjuangkannya.”
Mengenai upah, Iqbal menyesalkan adanya pihak yang mencoba menurunkan angka indeks tertentu yang telah ditetapkan Presiden. “Tidak mudah memperjuangkan upah, perdebatan di Istana itu luar biasa. Kalau ada yang bilang ada formula upah baru, itu bohong.”
Ia menegaskan bahwa Bekasi dan Karawang kini menjadi barometer nasional, menggantikan Jakarta, karena merupakan kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
Melalui sambungan Zoom, Luc Triangle, General Secretary ITUC, menyampaikan apresiasi kepada buruh Indonesia. “Terima kasih kepada seluruh kawan-kawan buruh Indonesia. Kita bergerak bersama memperjuangkan kepentingan pekerja. Pajak negara harus dipastikan digunakan untuk rakyat, bukan untuk korupsi,” tegasnya.
Konsolidasi Akbar berakhir sekitar pukul 18.00 WIB dengan semangat persatuan seluruh serikat buruh dalam perjuangan kenaikan upah 2026, penghapusan outsourcing, dan penegakan UU Ketenagakerjaan pasca putusan Mahkamah Konstitusi.
Ribuan buruh pulang dengan membawa pesan utama: Perjuangan belum selesai. Bekasi tetap menjadi pusat gerakan buruh Indonesia.
Her-spsibekasi.org




