
Di sebuah perkuliahan, seorang dosen mengajukan pertanyaan sederhana kepada seorang mahasiswa.
“Siapa nama Anda?”
Mahasiswa itu menjawab dengan percaya diri, “Nama saya Alexis.”
Namun, tiba-tiba sang dosen memberikan perintah mengejutkan.
“Alexis, tolong keluar dari perkuliahan. Saya tidak mau melihat Anda di dalam kelas ini.”
Alexis terdiam, bingung dengan apa yang terjadi. Ia mencoba memahami maksud dosennya.
“Saya tidak paham, Pak,” kata Alexis.
“Saya tidak akan mengulang permintaan saya. Silakan keluar,” tegas sang dosen.
Seluruh kelas terdiam. Tidak ada satu pun mahasiswa lain yang angkat bicara. Mereka hanya menunduk, tidak ingin terlibat. Alexis, dengan berat hati, mengemasi barangnya dan berjalan keluar ruangan.
Setelah pintu tertutup, dosen itu menatap seluruh kelas dan berkata:
“Kalian baru saja membiarkan ketidakadilan terjadi di depan mata kalian. Tidak satu pun dari kalian yang membela Alexis. Kenapa? Karena kalian tidak ingin terlibat? Karena ini tidak terjadi pada kalian? Tetapi ingatlah ini: Jika kalian membiarkan ketidakadilan terjadi hari ini, suatu hari nanti, ketika ketidakadilan menimpa kalian, tidak akan ada seorang pun yang berdiri untuk membela kalian.”
Kelas terdiam. Wajah mereka dipenuhi rasa bersalah. Mereka sadar bahwa mereka baru saja menyaksikan ketidakadilan tetapi memilih untuk tidak melakukan apa pun.
Kisah ini adalah cerminan dari apa yang sering terjadi di dunia kerja dan serikat pekerja. Banyak pekerja menghadapi ketidakadilan mulai dari pemutusan hubungan kerja sepihak, upah yang tidak layak, hingga perlakuan diskriminatif. Namun, sering kali rekan-rekan mereka memilih diam karena takut kehilangan pekerjaan atau dianggap “terlalu vokal”.
Tetapi diam bukanlah solusi. Ketidakadilan tidak akan berhenti dengan sendirinya. Jika kita membiarkan seorang rekan mengalami ketidakadilan tanpa membela mereka, maka kita sedang membuka pintu bagi ketidakadilan yang sama untuk menimpa diri kita di kemudian hari.
Sebagai anggota serikat pekerja, kita harus belajar dari kisah Alexis. Ketika ada ketidakadilan di tempat kerja, kita tidak boleh tinggal diam. Kita harus bersuara, berdiri bersama, dan memperjuangkan hak-hak kita. Karena jika bukan kita yang melawan, siapa lagi?
Jangan takut untuk menolak ketidakadilan. Jangan biarkan rasa nyaman membuat kita abai. Jika hari ini kita membela sesama, maka suatu hari nanti, ketika kita butuh bantuan, akan ada tangan-tangan yang siap membela kita.
Bekasi, 2 Maret 2025
Her-spsibekasi.org