
Bandung, 25 Juni 2025 — Hari kedua pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (SP KEP) SPSI tahun 2025 yang berlangsung di El Royale Hotel, Bandung, diisi dengan agenda penyampaian laporan kinerja perangkat organisasi dari seluruh tingkatan kepemimpinan, dimulai dari Pimpinan Cabang Mimika (Papua) hingga diakhiri oleh Pimpinan Daerah Sumatera Utara.
Laporan yang disampaikan mencakup perkembangan keanggotaan, kondisi keuangan secara global, hingga tantangan aktual yang dihadapi oleh struktur organisasi di daerah masing-masing.
Secara umum, disampaikan bahwa terjadi tren penurunan jumlah anggota, yang salah satunya dipicu oleh perubahan sistem kerja dari tetap menjadi kontrak dan paruh waktu, imbas dari regulasi ketenagakerjaan terbaru seperti UU Cipta Kerja.
Dalam sesi berikutnya. Ketua Umum Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI, R. Abdullah, menyampaikan laporan kinerja nasional yang menyoroti beberapa capaian dan tantangan organisasi. Dari total 26 permohonan JR UU Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi, sebanyak 21 poin berhasil dikabulkan, menunjukkan kerja keras struktur organisasi dalam menyuarakan aspirasi pekerja.
Menjawab tantangan perubahan zaman dan menurunnya angka keanggotaan, R. Abdullah menyampaikan bahwa Rakernas kali ini sepakat menetapkan tahun 2025 sebagai “Tahun Penguatan SDM dan Pengembangan Keanggotaan.”
Ia menyebutkan enam agenda besar yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) yang telah disepakati sejak Munas 2022:
- Penguatan Sumber Daya Manusia
- Penguatan Advokasi
- Penguatan Keuangan Organisasi
- Penguatan Soliditas dan Solidaritas
- Penguatan Teknologi Informadi dan Tertib Administrasi
- Penguatan Propaganda Positif
“Kalau kita ingin tetap ada dalam sejarah, kita harus adaptif. Jangan sampai kita menjadi seperti dinosaurus, punah karena tak mampu menyesuaikan diri dengan zaman,” tegasnya dalam pidato yang disambut tepuk tangan seluruh peserta.
Disampaikan pula bahwa dua krisis utama yang memukul kekuatan organisasi adalah dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19 dan kebijakan ketenagakerjaan nasional yang cenderung liberal. Kombinasi keduanya menyebabkan banyak pekerja kehilangan status tetap dan mengurangi angka keanggotaan SP KEP SPSI secara signifikan.
Sebagai contoh, beberapa daerah melaporkan penurunan keanggotaan yang drastis. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat. “Tahun 2025 bukan akhir, tapi awal bagi kebangkitan organisasi,” ujar R. Abdullah.
Laporan dari berbagai bidang dalam Pimpinan Pusat juga turut disampaikan secara garis besar, mulai dari bidang organisasi, advokasi, keuangan hingga propaganda positif. Semua bidang menekankan pentingnya kolaborasi lintas struktur, dari pusat hingga unit kerja.
Di akhir sesi pemaparanya, seluruh peserta Rakernas diajak untuk tetap solid dan progresif demi mewujudkan SP KEP SPSI sebagai Serikat Pekerja Berkelas Dunia, yang tidak hanya eksis secara nasional tetapi juga mampu menjadi mitra strategis pemerintah dan pelaku usaha.
“Hanya satu kata Wujudkan SP KEP SPSI Berkelas Dunia. Siap mendukung? Siap melaksanakan?” pungkas R. Abdullah
Her-spsibekasi.org