PHK 280 Pekerja Multistrada Dikecam Dunia! IndustriALL Turun Tangan Bela Pekerja Indonesia

Perjuangan Lawan PHK Sepihak di PT Multistrada Arah Sarana Terus Menguat, Dukungan Internasional Mengalir

Bekasi, spsibekasi.org — Perjuangan menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak yang dilakukan manajemen PT Multistrada Arah Sarana terus menguat. Pada hari ini (14/11/2025), serikat pekerja dari berbagai tingkatan PUK, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah hingga Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI menggelar pertemuan daring melalui Zoom bersama IndustriALL Global Union, yang juga melibatkan perwakilan internasional dari Singapura dan Amerika Serikat. Seluruh pengurus PUK SP KEP SPSI PT Multistrada Arah Sarana hadir dalam pertemuan yang dimulai pukul 17.00 WIB atau 06.00 waktu Amerika Serikat itu.

Dalam kesempatan tersebut, Tom Grinter, perwakilan IndustriALL Global Union, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap langkah sepihak manajemen PT Multistrada Arah Sarana. Ia menegaskan bahwa PHK tersebut bertentangan dengan prinsip hubungan industrial yang harus dijalankan melalui konsultasi dan kesepakatan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Tom juga menyoroti bahwa Guntoro, pimpinan serikat pekerja yang saat itu berada di Prancis, seharusnya dilibatkan dalam diskusi terkait kondisi perusahaan. Ia menilai tindakan perusahaan sebagai bentuk penghinaan terhadap serikat pekerja dan upaya merusak reputasi organisasi.

Tom menambahkan bahwa serikat pekerja PT Multistrada Arah Sarana selama ini aktif di ranah internasional, mengikuti berbagai agenda global yang berlangsung di Australia dan negara lainnya. Kondisi hubungan industrial yang kini memburuk disebutnya sangat memprihatinkan.

Dari tingkat nasional, Vonny Diananto, perwakilan Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI, menyatakan bahwa tindakan manajemen telah memicu reaksi cepat dari serikat pekerja di seluruh Indonesia. Persoalan ini bahkan telah melibatkan DPR RI dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan yang turun langsung, namun hingga kini perusahaan tetap tidak menunjukkan itikad untuk membuka dialog.

Vonny mengungkapkan bahwa dirinya bersama Guntoro harus membatalkan agenda keberangkatan ke Meksiko karena kondisi internal perusahaan lebih mendesak untuk segera ditangani. Ia menegaskan bahwa perusahaan menargetkan PHK terhadap 280 pekerja tanpa dasar jelas, dan rencana tersebut akan diperluas dengan PHK lebih dari 130 pekerja di departemen logistik.

Sementara itu, Saepul Anwar, Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI, menyoroti bahwa PT Multistrada Arah Sarana kini berubah menjadi perusahaan yang semakin tertutup, salah satunya dengan langkah membeli kembali sahamnya yang sebelumnya dimiliki publik atau berstatus Tbk. la menilai perubahan struktur tersebut berpotensi mengurangi transparansi perusahaan kepada stakeholder, termasuk pekerja. Di tengah situasi itu, muncul dugaan kuat adanya praktik union busting yang terjadi bersamaan dengan proses pembaruan PKB. Selain itu, perusahaan diduga berupaya memasukkan sejumlah ketentuan yang mengacu pada Undang-Undang Cipta Kerja ke dalam PKB, yang dikhawatirkan dapat melemahkan perlindungan bagi pekerja.

Atas berbagai indikasi tersebut, serikat pekerja telah melaporkan dugaan pelanggaran dan praktik anti-serikat tersebut kepada Bareskrim Polri untuk dilakukan penegakan hukum

Saepul juga menekankan bahwa janji perusahaan terkait upskilling dan reskilling dikhawatirkan menjadi pintu masuk bagi PHK terselubung. Beliau bahkan menilai bahwa upaya outsourcing dan rencana PHK massal di departemen logistik merupakan persoalan serius yang juga menarik perhatian IndustriALL Global Union.

Guntoro, Ketua Serikat Pekerja PT Multistrada menyampaikan bahwa dari total sekitar 2.600 pekerja di PT Multistrada Arah Sarana, 2.350 di antaranya merupakan anggota serikat pekerja. Gelombang PHK yang menimpa hampir 280 orang dinilai tidak berdasar, meskipun perusahaan mengklaim sebagai langkah efisiensi.

Dalam pertemuan ini, serikat pekerja PT Multistrada Arah Sarana meminta IndustriALL Global Union untuk segera berkirim surat resmi kepada manajemen pusat Michelin guna memberikan tekanan internasional agar persoalan ini segera diselesaikan.

Ketua PC FSP KEP SPSI Kabupaten-Kota Bekasi, Moh. Yusuf, menegaskan bahwa perjuangan harus terus diperkuat. Ia menyerukan seluruh elemen serikat pekerja untuk bersatu memastikan perusahaan menghentikan tindakan yang dinilai sewenang-wenang tersebut.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam ini juga dihadiri oleh perwakilan Pimpinan Daerah Jawa Barat, meskipun tidak seluruhnya dapat menyampaikan pandangan akibat kendala teknis jaringan. Pertemuan kemudian ditutup dengan komitmen bersama untuk terus menguatkan perjuangan melawan kebijakan PHK sepihak yang dilakukan manajemen PT Multistrada Arah Sarana.

Her-spsibekasi.org

Exit mobile version