Riset Jadi Senjata Serikat Pekerja, IndustriALL Dorong Aktivis Serikat Pekerja Kuasai Pemetaan Perusahaan Multinasional

IndustriALL Gelar Workshop Strategic Corporate Research dan Mapping untuk Aktivis Serikat Pekerja di Jakarta

Jakarta, 6 Mei 2025 – IndustriALL Global Union, sebuah federasi serikat pekerja global, hari ini menyelenggarakan Corporate Research and Mapping Workshop di Hotel Gren Alia Prapatan, Jakarta Selatan. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 35 peserta dari berbagai serikat pekerja industri dan akan berlangsung selama dua hari, yakni pada 6–7 Mei 2025.

Workshop ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas aktivis serikat pekerja dalam menyusun strategi kampanye berbasis data, membangun kesadaran akan pentingnya riset terhadap perusahaan, dan mendorong terciptanya perundingan kolektif yang efektif. Materi pelatihan juga mencakup pentingnya penggunaan pengetahuan sebagai alat perjuangan dalam pengorganisasian serikat yang lebih efektif serta pengembangan informasi dasar mengenai perusahaan di sektor industri.

Acara dibuka oleh Susan Suzana Purba dari Komite Perempuan Indonesia Council IndustriALL, yang menyampaikan apresiasi atas kehadiran para peserta serta mengawali sesi perkenalan. Endang Wahyuningsih, Exco IndustriALL Indonesia, turut memberikan sambutan pembuka dan menyampaikan harapan agar peserta dapat mengambil manfaat dari pelatihan ini.

Evi Krisnawati, Ketua Umum FARKES sekaligus perwakilan Indonesia Council IndustriALL, menegaskan bahwa serikat pekerja harus melampaui aksi demonstrasi dan mulai memahami rantai pasok perusahaan secara menyeluruh sebagai bagian dari senjata perjuangan serikat pekerja.

Indah Saptorini, Project Coordinator Union to Union (UtoU), memaparkan latar belakang dan visi strategis IndustriALL Global Union, yang memiliki lebih dari 50 juta anggota di 130 negara, termasuk Indonesia. Visi strategis IndustriALL tahun 2025 mencakup peningkatan hak-hak buruh, penguatan serikat pekerja, dan perlawanan terhadap model global eksploitatif, serta promosi kebijakan progresif.

Dalam paparannya, Indah juga memperkenalkan proyek strategis yang menyasar pengurus serikat pekerja, peningkatan pemahaman atas Konvensi ILO 87 dan 98, serta kampanye seperti peningkatan jumlah komite perempuan, pembaruan pasal-pasal PKB, dan penolakan terhadap omnibus law. Data menunjukkan bahwa jumlah anggota afiliasi IndustriALL di Indonesia menurun dari 897.504 orang (2021) menjadi 869.616 orang (2023), menandakan pentingnya upaya konsolidasi dan rekrutmen.

Sebagai bentuk komitmen terhadap kesejahteraan pekerja, juga diumumkan peluncuran alarm center untuk penyakit akibat kerja, dengan layanan pengaduan melalui WhatsApp di nomor 0853-654-7777. Ia juga menyinggung pentingnya isu Just Transition dan teknologi kecerdasan buatan (AI), dengan menekankan bahwa keputusan akhir tetap harus diambil oleh manusia.

Sesi berikutnya Indah Saptorini menjelaskan pentingnya riset strategis terhadap perusahaan multinasional dalam konteks desentralisasi produksi, globalisasi, dan tantangan ketenagakerjaan di negara berkembang. Ia menekankan bahwa riset ini esensial untuk mendukung kampanye pengakuan serikat pekerja dan mendorong proses perundingan PKB berbasis data.

Ira Laila Budiman, Wakil Ketua Pengurus PD FSP KEP SPSI Provinsi Jawa Barat yang juga merupakan anggota Komite Perempuan Indonesia Council, turut memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan dijalankan oleh peserta dalam melakukan riset dan pemetaan perusahaan multinasional.

Sebagai bagian dari pelatihan praktis, peserta dibagi ke dalam lima kelompok kerja untuk melakukan simulasi riset dan pemetaan perusahaan strategis, yang kemudian dipresentasikan oleh perwakilan masing-masing kelompok.

Hingga berita ini diturunkan, agenda masih terus berlangsung dengan partisipasi aktif dari peserta melalui diskusi interaktif dan antusiasme yang tinggi. Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal penting bagi para aktivis serikat pekerja dalam memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja di Indonesia.

Her-spsibekasi.org

Exit mobile version